Minggu, 06 September 2015

Jenderal-jenderal keturunan Cina


Selama Orde Baru, ada dua profesi yang konon tak boleh disentuh oleh
mereka yang beretnis Tionghoa. Menjadi pegawai negeri sipil atau
tentara. Itulah sebabnya, mereka umumnya memilih menjadi pedagang
sebagai profesi.

Tapi cerita itu tak sepenuhnya benar.
Nyatanya, ada sejumlah warga keturunan Tionghoa yang dengan cara dan
tekadnya sendiri sengaja mendarmabaktikan diri menjadi tentara. Bahkan
beberapa di antaranya mencapai jenjang kepangkatan hingga jenderal.

Berikut beberapa perwira Tionghoa yang mencapai jenjang kepangkatan
tinggi seperti dihimpun Majalah Detik dari www.kodam-tanjungpura.mil.id
dan sumber-sumber lain:

1. Letnan Jenderal TNI Kuntara ( terkenal sebagai jenderal tempur
berani Jenderal Koppasus )
Alumnus Akademi Militer 1963 ini seangkatan dengan mantan Kepala Staf
TNI Angkatan Darat Jenderal Wismoyo Arismunandar, mantan Gubernur Jawa
Timur Basofi Sudirman, dan mantan Pangdam Udayana Letjen Sintong
Panjaitan. Kuntara turut dalam Operasi Woyla untuk membebaskan para
sandera dalam pesawat Garuda Indonesia yang dibajak di Bangkok,
Thailand, 1981.
Selain menjadi Komandan Jenderal Kopassus (1988-1992), dia pernah
menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(1992-1994). Setelah pensiun dari ketentaraan, dia dipercaya menjadi
Duta Besar RI untuk China. Sebagai lulusan SMA berbahasa China di
Bandung, dia sangat fasih berbahasa Mandarin.

2. Brigadir Jenderal TNI Teguh Santosa (Tan Tiong Hiem)
Alumnus Akademi Militer Nasional 1963, Korps Peralatan. Jabatan
terakhir adalah Wakil Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Darat
(1993-1995).

3. Mayor Jenderal TNI Iskandar Kamil (Liem Key Ho)
Alumnus Akmil 1964, kini menjadi hakim agung. Dia pernah menjadi
Kepala Badan Pembinaan Hukum TNI. Pada Agustus 2006, Iskandar
menghukum mati enam dari delapan terdakwa kasus penyelundupan heroin
seberat 8,2 kilogram dari Bali ke Australia, yang dikenal dengan
sebutan Bali Nine. Juga menghukum mati Hengky Gunawan pemilik pabrik
narkotik di Surabaya.

4. Brigadir Jenderal TNI Teddy Yusuf (Him Tek Ji)
Lulusan Akmil 1965 ini pernah menjadi Wakil Komandan Batalion
Infanteri 507 Kodam V Brawijaya, Komandan Detasemen Tempur RTP 16 di
Timtim, Komandan Kodim 0503 Jakarta Barat, Asisten Perencanaan Kodam
IV Diponegoro, Komandan Korem 131 Santiago, Manado. Terakhir, anggota
Fraksi ABRI di Dewan Perwakilan Rakyat (1995-1999). Kini dia aktif di
Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.

5. Mayor Jenderal TNI Bambang Soembodo
Lulusan Akmil 1965, Korps Infanteri. Lama berkarier di Kopassus,
jabatan terakhir Bambang adalah Asisten Logistik Kepala Staf Umum TNI
(1996-1999). Dia pernah menjadi Asisten Personel Komandan Jenderal
Kopassus, Komandan Yonif Linud 328/Kujang II Kostrad (1978-1979).

6. Marsekal Pertama TNI Ir Billy Tunas, MSc
Lulusan Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara ke-30 dan Naval Post
Graduate School 1978. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Pusat Data dan
Informasi Departemen Pertahanan (1992-1993).

7. Brigadir Jenderal TNI Paulus Prananto.
Alumnus Akmil 1970 ini pernah melanjutkan studi di US Naval Post
Graduate School dan lulus pada 1990. Jabatan terakhirnya adalah Kepala
Pusat Data dan Informasi Departemen Pertahanan (1999-2002).

8. Laksamana Pertama TNI FX Indarto Iskandar (Siong Ing)
Alumnus Akademi Angkatan Laut 1971, seangkatan dengan mantan Menteri
Perhubungan Laksamana Madya Freddy Numberi. Pernah bersekolah di US
Naval Post Graduate School, Monterey, California, 1996. Pernah menjadi
Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pertahanan.

9. Mayjen TNI dr Daniel Tjen, SpS
Kini menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI. Menjadi anggota TNI melalui
Sekolah Perwira Militer Wajib ABRI, 1984. Daniel pernah bertugas di
Timor Timur selama enam tahun. Lalu masuk ke Kostrad, dan bertugas di
lingkungan Kodam III Siliwangi.

10. Kolonel Surya Margono alias Chen Ke Cheng (Tjhin Kho Syin)
Lelaki kelahiran Mempawah, Kalimantan Barat, 5 Desember 1962, ini
merupakan lulusan Akabri Udara pada 1987. Dia terlahir dari pasangan
Bong Chiukhiun (ibu) dan Tjhin Bitjung (ayah). Sebelum menjadi Atase
Pertahanan di KBRI Beijing, Cina, sejak 10 September 2009, kariernya
banyak dihabiskan di Angkatan Udara dan Bais (Badan Intelijen
Strategis) ABRI.

10 Perwira Berdarah Tionghoa di Masa Indonesia Modern - Lintas Publik
Lintas Publik : Berbagi Untuk Negeri Memberikan Investigasi Dan
Advokasi Kepada Masyarakat

lintaspublik.com | By LintasPublikDotCom


2 komentar:

  1. Setiap warga negara Indonesia berhak menjadi PNS atau anggota TNI dan POLRI apabila mereka memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-undang.

    BalasHapus
  2. Setiap warga negara Indonesia berhak menjadi PNS atau anggota TNI dan POLRI apabila mereka memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-undang.

    BalasHapus