Sabtu, 13 Oktober 2018

KEINGINAN



Keinginan membuat mata kita buta terhadap segala keindahan yang telah kita miliki.
Keinginan membuat kita tidak dapat melihat keindahan yang sudah berada pada kita. 

Contohnya : Biar pun kita telah memegang sebutir buah apel di dalam tangan, 
namun kalau kita menginginkan buah anggur yang belum ada, mata kita seperti 
buta akan kelezatan buah apel yang sudah berada di tangan, menganggapnya 
tidak enak dan tidak memuaskan dan yang paling memuaskan adalah buah anggur 
yang kita inginkan, yang belum ada itulah! 

Seorang BUDIMAN bertindak sesuai dengan kedudukannya, tidak menginginkan 
hal-hal di luar dari kedudukannya. 

Kalau direnungkan secara mendalam, memang karena manusia menginginkan 
hal-hal yang tidak ada padanya, menginginkan sesuatu yang belum ada, 
yang tidak dimilikinya, yang berada di luar jangkauannya, dan KEINGINAN 
inilah yang menjadi biang keladi segala macam penyakit dan kesengsaraan 
hidup. 

Bahkan keinginan itulah yang membuat kita kehilangan KEBAHAGIAAN! 

Karena itu mari kita mencoba untuk membuka mata dan melihat segala sesuatu 
yang sudah ada pada kita, melihat keindahannya, tanpa membanding-bandingkan 
dengan yang belum ada, tanpa membayangkan yang lain-lain, maka kita akan 
dapat melihat keindahan dan akan terbuka mata kita bahwa sesungguhnya
selama ini kita hanya diombang-ambingkan oleh pikiran kita yang selalu 
haus akan hal-hal yang belum ada pada kita! 

Kita selalu beranggapan bahwa kebahagiaan berada di sana, yang harus kita 
kejar-kejar, sama sekali kita tidak pernah mau melihat, apa yang berada 
di sini, yang sudah ada pada kita. 

Dalam kedudukan tinggi, dia tidak menghina yang di bawah. Dalam kedudukan 
rendah, dia tidak menjilat yang di atas. 
Betapa sukarnya mencari seorang budiman seperti itu!

Sudah lazim di dunia ini, orang selalu MEMANDANG RENDAH kepada orang-orang 
yang lebih rendah kedudukannya daripada kita. Kita suka menginjak dan 
meremehkan orang-orang yang berada di bawah kita, kita merasa jijik 
kepada kaum jembel, kita menjebikan bibir terhadap orang-orang miskin 
dan papa, kita merendahkan mereka yang bekerja kasar dan yang mempunyai 
kedudukan jauh lebih rendah dari pada kita.

Sebalikya, sudah menjadi KESOPANAN masyarakat bahwa kita selalu bersopan 
santun pada orang-orang yang tinggi kedudukannya, kita bermanis muka 
kepada orang-orang kaya, kita menjilat-jilat kepada pejabat tinggi. 

Betapa palsunya kita ini! Betapa kejamnya kita ini! Namun kita marah 
kalau dinyatakan bahwa kita tidak memiliki perikemanusiaan! 

ORANG BUDIMAN 
Dia memperbaiki diri sendiri dan tidak mencari kesalahan orang lain, 
maka dia tidak mempunyai penyesalan apa pun. Ke atas dia tidak 
menyalahkan TUHAN dan ke bawah dia tidak menyalahkan MANUSIA LAIN